ANISAH KHAIRANY SALSABIL
1111.051
Tugas Harian Kewirausahaan
A. Berbagai Type Proses Produksi
Proses
produksi dapat dibedakan baik atas dasar karakteristik aliran prosesnya maupun
tipe pesanan langganannya. Dimensi klasifikasi proses produksi pertama adalah aliran
produk atau urutan operasi-operasi. Ada tiga tipe aliran : garis, intermiten, dan proyek. Dalam
perusahaan-perusahaan manufacturing, aliran produk adalah sama dengan bahan
mentah. Dalam industry-industri jasa, proses proses produksi tidak ditunjukkan
dengan aliran secara phisik, tetapi oleh urutan operasi-operasi yang
dilaksanakan dalam pemberian pelayanan. Urutan operasi-operasi pelayanan ini
dapat dianggap sebagai “aliran produk” untuk industry-industri jasa. Tipe-tipe
aliran dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Proses
produksi terus-menerus (continuous
processes)
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi yang mempunyai pola
atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam
perusahaan.
v Ciri-ciri proses produksi terus menerus adalah:
a.
Produksi
dalam jumlah besar, variasi produk sangat kecil dan sudah distandarisir.
b.
Menggunakan product lay out atau departmentation by product.
c.
Mesin
bersifat khusus.
d.
Operator
tidak mempunyai keahlian yang tinggi.
e.
Salah satu
mesin/ peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti.
f.
Tenaga kerja
sedikit.
g.
Persediaan
bahan mentah dan bahan dalam proses kecil.
h.
Dibutuhkan maintenance specialist yang
berpengetahuan dan pengalaman yang banyak.
v Kelebihan proses
produksi terus menerus adalah:
a.
Biaya per
unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandardisir.
b.
Pemborosan
dapat diperkecil karena menggunakan tenaga mesin.
c.
Biaya tenaga
kerja rendah.
d.
Biaya
pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek.
v Kekurangan proses produksi terus menerus adalah:
a.
Terdapat
kesulitan dalam perubahan produk.
b.
Proses
produksi mudah terhenti yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
c.
Terdapat
kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan.
2. Proses produksi
terputus-putus (intermitten processes)
Proses produksi terputus-putus adalah suatu proses produksi dimana arus
proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama. Aliran
intermite (job shop). Suatu proses aliran intermiten mempunyai cirri produksi
dalam kumpulan-kumpulan atau kelompok-kelompok barang yang sejenis pada
interval-interval waktu yang terputus-putus. Dalam hal ini, peralatan dan
tenaga kerja diatur atau diorganisasi dalam pusat-pusat kerja menurut tipe-tipe
ketrampilan atau peralatan yang serupa. Suatu produk atau pekerjaan akan
mengalir hanya melalui pusat-pusat kerja yang diperlukan. Jadi aliran bahan
baku sampai dengan menjadi produk akhir tidak mempunyai pola yang pasti.
Operasi-operasi
intermiten adalah sangat fleksibel dalam perubahan volume atau produk, karena
operasi-operasinya menggunakan peralatan serba guna dan tenaga kerja
berketrampilan tinggi. Fleksibilitas ini menimbulkan berbagai masalah dalam
pengendalian persediaan, skedul dan kualitas, disamping juga tidak
efisien.Salah satu karakteristik pokok suatu proses intemiten adalah peralatan
dan ketrampilan kerja yang sama dikelompokkan pada satu tempat (area), yang
dikenal sebagai bentuk layout proses. Sebaliknya aliran garis dikenal sebagai
layout produk karena berbagai proses, peralatan dan ketrampilan kerja
diletakkan atas dasar urut-urutan pengerjaan produk.
Operasi
intermiten dapat diterapkan dalam produksi barang-barang yang tidak standardisasi
atau volume produksinya rendah, karena operasi ini adalah paling ekonomis dan
melibatkan risiko yang paling kecil. Bentuk-bentuk operasi intermiten biasanya
tampak dalam siklus kehidupan awal semua produk, untuk produk-produk yang
dibuat atas dasar pesanan, dan untuk produk-produk dengan pasar bervolume
rendah.
v Ciri-ciri proses produksi terputus-putus:
a.
Produk yang
dihasilkan dalam jumlah kecil, variasi sangat besar.
b.
Menggunakan
mesin-mesin bersifat umum dan kurang otomatis.
c.
Operator
mempunyai keahlian yang tinggi.
d.
Proses
produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan di salah satu mesin.
e.
Menimbulkan
pengawasan yang lebih sukar.
f.
Persediaan
bahan mentah tinggi.
g.
Membutuhkan
tempat yang besar.
v Kelebihan proses produksi terus –menerus adalah:
Fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi perubahan produk yang
berhubungan dengan mesin bersifat umum yaitu system pemindahan menggunakan
tenaga manusia, diperoleh penghematan uang dalam investasi mesin yang bersifat
umum dan proses produksi tidak mudah terhenti, walaupun ada kerusakan di salah
satu mesin.
v Kekurangan proses produksi terus –menerus adalah:
a.
Dibutuhkan
scheduling dan routing yang banyak karena produk berbeda tergantung pemesanan.
b.
Pengawasan
produksi sangat sukar dilakukan.
c.
Persediaan
bahan mentah dan bahan dalam proses cukup besar.
d.
Biaya tenaga
kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, karena menggunakan banyak tenaga
kerja dan mempunyai tenaga ahli.
3. Proses produksi aliran proyek
Proyek.
Bentuk operasi-operasi proyek digunakan untuk memproduksi produk-produk khusus
atau unik, seperti kapal, pesawat terbang,peluru, jembatan, gedung, pekerjaan
seni, peralatan-peralatan khusus, dan sebagainya. Setiap unit produk-produk
tersebut dibuat sebagai suatu barang tunggal. Meskipun tidak ada aliran produk
bagi suatu proyek, tetapi ada urutan operasi-operasi, dimana seluruh operasi
ataukegiatan individual harus diurutkan untuk menunjang pencapaian sasaran
proyek akhir. Masalah signifikan dalam manajemen proyek adalah perencanaan,
pengurutan, scheduling dan pengawasan kegiatan-kegiatan individual yang
mengarahkan penyelesaian proyek secara keseluruhan.
Bentuk
operasi-operasi proyek digunakan bila ada kebutuhan akan kreativitas dan
kekhususan dalam pembuatan suatu produk. Kita sulit untuk mengotomatisasikan
proyek-proyek karena hanya dikerjakan sekali, sehingga peralatan serba guna
kadang-kadang dapat digunakan untuk mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
Proyek-proyek ditandai dengan biaya yang tinggi dan kesulitan dalam perencanaan
dan pengawasan manajerial. Ini diakibatkan karena proyek pada dasarnya sukar
dirumuskan, dan mungkin merupakan subyek derajat perubahan dan inovasi yang tin
4.
Karakteristik-karakteristik
proses
Karakteristik
|
Terus-menerus
|
Terputus-putus
|
proyek
|
Produk
|
|||
Tipe order
|
Kontinyus atau kumpulan besar
|
Kumpulan
|
Unit tunggal
|
Aliran produk
|
Berurutan
|
Berpola tidak pasti
|
Tidak ada
|
Variasi produk
|
Rendah
|
Tinggi
|
Sangat tinggi
|
Tipe pasar
|
Massa
|
Pesanan
|
Khusus (unik)
|
Volume
|
Tinggi
|
menengah
|
Unit tunggal
|
Tenaga kerja
|
|||
Ketrampilan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Tipe kegiatan
|
Bersifat pengulangan
|
Tidak rutin
|
Tidak rutin
|
Upah
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Capital
|
|||
Investasi
|
Tinggi
|
Menengah
|
Rendah
|
Persediaan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Menengah
|
Peralatan
|
Mesin khusus
|
Serbaguna
|
Serba-guna
|
Sasaran
|
|||
Fleksibilita
|
Rendah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Biaya
|
Rendaah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Kualitas
|
Konsisten
|
Lebih variable
|
Lebih variabel
|
Waktu penyelesaian
|
Rendah
|
Menengah
|
Tinggi
|
Perencanaan dan pengawasan
|
|||
Produksi
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
Kualitas
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
Persediaan
|
Mudah
|
Sulit
|
Sulit
|
B. Perencanaan Dan Pengendalian Produksi
Strategi respons
terhadap permintaan konsumen mendefinisikan bagaimana suatu perusahaan industri
manufaktur akan memberikan tanggapan atau respons terhadap permintaan konsumen.
Pada dasarnya strategi respons terhadap permintaan
konsumen dapat diklasifikan dalam ketegori sebagai berikut (Gaspersz,2005:
8) :
1.
Make-to-Order
Perusahaan
industri yang memilih strategi Make-to-Order hanya mempunyai desain produk dan
beberapa material standar dalam sistem inventori, dari produk-produk yang telah
dibuat sebelumnya. Aktivitas
proses pembuatan produk bersifat khusus yang disesuaikan dengan setiap pesanan
dari pelanggan.
Dalam
strategi Make-to-Order, perusahaan mempunyai resiko yang sangat kecil
berkaitan dengan investasi iventory. Sebagaimana halnya dengan strategi Design-to-Order,
fokus opersionalnya adalah pada pesanan spesifik dari pelanggan dan bukan
pada parts. Penggantian parts mesin, produk-produk kerajinan tangan berdasarkan
pesanan khusus riset pasar bagi perusahaan tertentu, dan pelatihan dalam
perusahaan (inhouse training) berdasarkan kebutuhan spesifik dari
pelanggan, dapat dikategorikan dalam strategi Make-to-Order. (Gaspersz,2005:
9)
2.
Make-to-Stock
Perusahaan
industri yang memilih strategi Make-to-Stock akan memiliki inventory yang
terdiri dari produk akhir (finished product) untuk dapat dikirim dengan
segera apabila ada permintaan dari pelanggan. Dalam strategi Make-to-Stock,
perusahaan industri memiliki resiko yang tinggi berkaitan dengan investasi inventory,
karena pesanan pelanggan secara aktual tidak dapat diidentifikasi secara tepat
dalam proses produksi. Permintaan
aktual dari pelanggan hanya dapat diramalkan, di mana sering kali tingkat
aktual dari produksi hanya berkolerasi rendah dengan pesanan pelanggan aktual
yang diterima. Berkaitan dengan hal ini, peruahaan industri yang memilih
strategi Make-to-Stock harus membangun sistem informasi pasar yang andal
agar secara lebih akurat dapat meramalkan permintaan aktual dari konsumen. ( Gaspersz,2005:
9-10 )
C. Matriks aliran proses produk Rainbow & Health Tofu
Aliran Proses
|
Produk yang dibuat
|
Keterangan
|
|
Pesanan
|
Persediaan
|
||
Intermitten
|
-
|
-
|
|
Continous
|
-
|
√
|
Produk Rainbow & Health Tofu
memiliki aliran proses continues karena
proses produksinya mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dan memiliki persediaan agar
produk tahu ini dapat dikirim dengan
segera apabila ada permintaan dari pelanggan
|
Project
|
-
|
-
|
|