Rabu, 25 Maret 2015

Pustaka Diagram Pareto dan Diagram Sebab Akibat

1.      Diagram Pareto (Pareto Charts)
Diagram Pareto (Pareto Chart) adalah diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilfredo Pareto pada abad XIX (Nasution, 2004: 114). Diagram Pareto digunakan untuk memperbandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurutukurannya, dari yang paling besar di sebelah kiri ke yang paling kecil di sebelah kanan. Susunan tersebut membantu menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang dikaji atau untuk memngetahui masalah utama proses.
Heizer (2001:92) Diagram Pareto memiliki peranan penting dalam proses perbaikan kualitas. Prinsip diagram Pareto adalah dengan aturan 80/20 yang diadaptasi oleh Joseph Juran, yaitu 80% dari masalah (ketidaksesuaian) disebabkan oleh penyebab (cause) sebesar 20%. Diagram Pareto membantu pihak manajemen mengidentifikasi area kritis (area yang paling banyak mengakibatkan masalah) yan membutuhkan perhatian lebih dengan cepat. 
Diagram Pareto adalah grafik batang yang menunjukkan masalah berdasarkan urutan banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang yang pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukkan oleh grafik batang terakhir yang terendah serta ditempatkan pada sisi paling kanan. Penggunaan diagram pareto biasanya dokombinasikan dengan penggunaan lembar periksa (check sheet). Contoh garafik pareto dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

 
Diagram Pareto juga mengidentifikasi hal yang penting, serta alternatif pemecahan yang akan membawa perbaikan secara substansial dalam kualitas. Diagram ini juga memberikan pedoman dalam menempatkan sumber-sumber yang terbatas untuk aktivitas pemecahan masalah. Diantara manfaat diagram Pareto terdapat berbagai kegunaan lain, yaitu:
a.       Untuk menetapkan masalah utama dalam kualitas.
b.      Untuk menentukan setiap masalah secara komparatif terhadap masalah keseluruhan.
c.       Untuk menunjukan tingkat perbaikan sesudah perbaikan tersebut. Dilakukan pada bagian – bagian yang terbatas.
d.      Untuk menentukan perbandingan setiap masalah sebelum dan sesudah tindakan perbaikan dilakukan.
Langkah – langkah membuat diagram Pareto:

  1. Menentukan rata-rata dari kualifikasi data, contoh berdasar penyebab masalah, tipe ketidaksesuaian atau hal lain yang khusus
  2. Menentukan sejauh mana kepentingan relatif yang akan diputuskan, apakah akan berdasar pada nilai finansial atau frekuensi dari kejadian.
  3. Urutkan kategori prioritas dari yang terpenting sampai ke prioritas yang memiliki kepentingan terbawah.
  4. Menghitung nilai frekuensi kumulatif dari kategori data berdasarkan urutannya.
  5. Membuat diagram batang untuk menunjukan kepentingan relatif dari masing-masing permasalahan dalam urutan angka. identifikasikan sebab utama yang membutuhkan perhatian lebih.
Hasil diagram Pareto dapat digunakan pada diagram sebab-akibat untuk mengetahui akar penyebab masalah. Setelah penyebab potensial diketahui dari diagram tersebut, diagram Pareto dapat disusun untuk merasionalisasi data yang diperoleh dari diagram sebab akibat. Selanjutnya, diagram Pareto dapat digunakan pada semua tahap PDCA cycle. Pada tahap evaluasi hasil, Diagram Pareto ditampilkan untuk melihat perbedaan pada waktu sebelum dan sesudah proses penanggulangan untuk mengetahui efek upaya perbaikan.   

2.      Diagram Sebab Akibat
Khoru (1985:85) Diagram Sebab Akibat dikembangkan oleh Ishikawa Ph.D sering disebut diagram Ishikawa. Karena bentuk dari diagram ini yang menyerupai tulang ikan maka sering disebut juga diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram). Diagram ini pada dasarnya digunakan untuk mengidentifikasikan masalah dan menunjukkan kumpulan dari sebab akibat yang disebut sebagai faktor serta akibat yang ditimbulkannya yang disebut sebagai karakteristik mutu.
Kegunaan dari diagram ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang merupakan sebab pada suatu masalah. Jika suatu proses stabil maka diagram akan memberikan petunjuk pada penyebab yang akan diperiksa untuk perbaikan proses. Dalam diagram sebab akibat, penyebab terjadinya masalah umumnya dibagi menjadi 5 faktor, yaitu Faktor Manusia, Faktor Metode, Faktor Alat/ Mesin , Faktor Material dan Faktor Lingkungan
Penggunaan diagram sebab akibat mengikuti langkah-langkah (Gaspertz, 1997:112) berikut:

  1.  Dapatkah kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapkan masalah itu sebagai suatu pertanyaan masalah.
  2.  Temukan sekumpulan penyebab yang mungkin, dengan menggunakan teknik brainstorming atau membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapi.
  3.  Gambarkan diagram dengan pertanyaan mengenai masalah untuk ditempatkan pada sisi kanan (membentuk kepala ikan) dan kategori utama, seperti bahan baku, metode, manusia, mesin, dan lingkungan ditempatkan pada cabang utama (membentuk tulang-tulang besar dari ikan). Kategori utama dapat diubah sesuai kebutuhan.
  4.  Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan menempatkannya pada cabang yang sesuai.
  5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan ”mengapa” untuk menemukan akar penyebab, kemudian tulis akar-akar penyebab itu pada cabang-cabang yang sesuai dengan kategori utama (membentuk tulang-tulang kecil dari ikan). Untuk menemukan akar penyebab, kita dapat menggunakan teknik bertanya ”mengapa ” sampai lima kali, tapi jika pada pertanyaan ke-1 atau 2 kali sudah tidak bisa dilakukan, maka akar utama sudah ditemukan.
  6. Interprestasi atas diagram sebab-akibat itu adalah dengan melihat penyebab-penyebab yang muncul secara berulang, kemudian dapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab tersebut. Selanjutnya, fokuskan perhatian pada penyebab yang dipilih melalui konsensus. Alasan yang lebih kuat untuk menentukan prioritas dominan adalahdengan mereferensi data yang ditemukan saat analisa kondisi yang ada di lapangan.
  7. Terapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat, dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif yang dilakukan efektif karena telah menghilangkan akar penyebab dari masalah yang dihadapi.

Sumbang saran dan penelusuran lanjut diperlukan unutk menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya masalah tersebut. Setiap faktor, dibagi lagi menjadi akar-akar kecil sampai penyebab sesungguhnya kenapa masalah tersebut terjadi ditemukan. Tidak semua faktor digunakan untuk mencari penyebab terjadinya masalah, tetapi hanya faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi yang ada saja yang ditarik akar penyebabnya. Bisa jadi dalam satu masalah hanya ada satu faktor saja, namun terdiri dari beberapa penyebab. Berikut adalah contoh diagram tulang ikan:

Maaf dan Terimakasih

Dear Warehousewoman-ku. Hari ini hari yang beratttt banget, Seberat impianku yang banyak kalo dikiloin. Hidup ini pilihan, dan i...